Kamis, 17 Juni 2010

“Adalah lebih berguna bagi kamu jika Aku pergi”.



Aku tahu bahwa adaku menjadi berkat
Dalam desau suara lirih aku mendengar
Tapi bilakah permainan ini akan menuju pada damai?
Karena kita tidak pernah bisa berpegang pada kuasa hati
Tempat Sang Maha bertahta dan tersakiti
Haruskah aku tinggal? Kala kau belenggu aku dengan batu
PERGI: adalah kata yang menjadi
Maka terjadilah atas restu Allah...

21 Maret 2010 : 01:09

3 komentar:

  1. Maria Ingrid
    serasa baca injil, bukan baca puisi ^^
    21 Maret jam 20:41
    Danielle Woro Prabandari
    hahahahaha....kan suster Danielle, Ing, piye to?
    21 Maret jam 21:30
    Maria Ingrid
    hahaha iya. uniknya, puisimu sounds like bible & inget ga pas kamu baca injil di acara wisudaku di kaliurang, kamu baca injil seperti baca puisi. bener2 biarasastrawati (or sastrabiarawati) kamu itu say ^^ *like this fact*
    21 Maret jam 21:34
    Rosna Bernadetha
    suster..akir2 ini temanya ngeriiii
    22 Maret jam 2:09
    Danielle Woro Prabandari
    hahahahahha.... apakah ini sebuah panggilan? Who knows? 22 Maret jam 6:26 ·

    BalasHapus
  2. Trumbu Karang
    .
    gelombang menghempas sapuan pasir merembak, apakah ini halilintar yang kian menggelegar mengambilnya dari ombak, di Langit terpana menetak Lintasan membumi, gemintang menempis kelam dalam rembulan, hamparan bening danau matamu menatap Lurus simponi tersatukan cawan memuja altar sepi, sebutir kehidupan menetas cinta menyulam harapan bermakna...
    23 Maret jam 7:20

    BalasHapus
  3. Danielle Woro Prabandari
    sebutir kehidupan menetas cinta...kapan ya?
    24 Maret jam 3:03

    BalasHapus