Mati Lelangon
Singkirkan tanganmu, sayang
Rasakan “jahat” yang merasuki jemarimu
Dia sudah tidak tahan menjamah setiap jengkalnya
(sadarkah bahwa mereka memiliki nyawanya sendiri? Diamlah, maka mereka tidak akan melakukan kejahatannya)
Mati Lelungan
Lihatlah hiruk pikuk hidupmu
Tidakkah kau merasa lelah, sobat?
Apa yang kau harapkan dari lalu lintas jiwa-jiwa yang kering?
(mari kita hetikan perjalanan yang membingungkan ini, mereka terlampau sibuk dengan urusannya sendiri)
Mati Geni
Apakah arti terang bagimu?
Sebuah cahaya yang gamblang menyorot dosamu
Tidakkah diam dalam gelap lebih asik untuk dinikmati?
(setidaknya kepekatan yang dimiliki tidak megijinkan “jahat” merasukimu)
Mati Pekaryan
Siapa yang kini punya kuasa: MATERI!
Sehingga manusia tidak lagi punya daya
Atas karya-karya hati nurani
(inilah saatnya kita menghentikan proses produksi. Satu hari saja untuk merayakan kekalahan kapitalisme)
Selamat melaksanakan Brata Penyepian. Happy New Year Çaka 1930!
*terinspirasi oleh tulisan Jean Couteau : “Silent & Demons” (Hello Bali, March’08:14)
Diposting oleh danielle di 3:43 AM
Friday, March 07, 2008
Malaikat Kecil said...
BalasHapusoh oh
aku suka sekali puisi ini.
"Singkirkan tanganmu, sayang ..."
;p
6:37 PM
Dwi Rastafara said...
"Apakah arti terang bagimu?"
Huh, cuma nyala lampu redup,kadang mati kadang hidup...
tp saya suka puisi ini...
The Demon goes to heaven, The Angels gonna cry...
;P
9:30 PM
danielle said...
Thanks guys! I love your comments. Mmmuaaah...mmmuuaah...
6:28 PM
kelepon said...
Jadi renungan aku, aku dan aku.
*Dimana Nasi goreng babi itu sekarang?*
11:50 AM
danielle said...
Haluuuu klep, masih ngidam nasi goreng babi niiiy....
5:22 AM