Kamis, 17 Juni 2010

Confuconscious



I must admit that this very thought alarms me.
I am leaving out a great deal
to get to what essential to me.
Life is so short and we do not have time
to pronounce any damning judgment on love.
We are free to hope for a life,
but we are not free to treat
each other and ourselves badly.
What if death puts an end
to all agony of soul at
the moment it severs consciousness?

1 komentar:

  1. Saya harus mengakui bahwa ini sangat alarm saya pikir. Saya akan berangkat keluar banyak untuk mendapatkan apa yang penting bagi saya. Hidup ini begitu singkat dan kita tidak punya waktu untuk mengucapkan memberatkan penilaian pada cinta. Kita bebas untuk harapan untuk hidup, tapi kita tidak bebas untuk memperlakukan satu sama lain dan diri kita sendiri buruk. Bagaimana jika kematian menempatkan mengakhiri semua penderitaan jiwa pada saat itu severs kesadaran?.

    BalasHapus