Rabu, 16 Juni 2010

Aku Adalah Paku



Aku adalah paku
Yang bermanfaat bila dipukulkan kepada tembok
Awalnya tubuhku dipegang dengan erat
Pada ujung runcingnya aku diarahkan ke sebuah titik tujuan
Pada pangkalnya aku dipukul: sekali, dua kali, tiga kali?
Tidak! Paku itu dipukul dan dipukul terus hingga menancap dalam
Menghujam tembok kehidupanku

Aku bukan siapa-siapa
Ketika tergeletak tak berdaya hingga karat menggerogoti
Dan akhirnya aku dibuang
Engkau tak segan-segan mengambil palu dan memukul hidupku
Agar nafas yang kuhembuskan dapat bermakna
Sakit memang, tapi apakah ganjaran bagiku setelah semua ini kujalani?
Hidupku semakin kuat tertancap pada cinta
Untuk menyikapi setiap pukulan sebagai kebahagiaan

Aaaah...semoga jerih letih ini berakhir pada sesuatu yang indah...


01 November 2009 jam 20:21

1 komentar:

  1. Eventius Nikolaus
    wahhh...bagus sekali Danniele,,,asahlah semua ketajaman, keberdayaan kita buat dimanfatkan,,paku ibarat sebuah talenta,,,bila dimanfaatkan akan menjadi sempurna,, tetapi bila disia-siakan maka akan berkarat laksana paku yang tergeletah dan terbuang....01 November 2009 jam 20:34 ·

    Henry C. Widjaja
    Foto itu sangat memperkuat syairnya, bikin merinding mbacanya. "Paku yang menyakiti Cinta. Paku yang memuliakanNya"01 November 2009 jam 20:36

    Danielle Woro Prabandari
    aku hanyalah makhluk insani yang berusaha sekuat tenaga pada tataran ilahi: ternyata rasanya sakit dikhianati. Aku rindu Illahi. Selalu. Terima(lah) Kasih om. 01 November 2009 jam 20:39 ·
    ·

    BalasHapus